Rabu, 29 Juni 2016

Happy Endings?

Menurut kalian Happy Ending itu beneran ada gak sih?

I mean, is it real?

Hm, pandangan kalian tentang Happy Ending itu gimana?

Yang kayak sama-sama sampe tua bareng orang yang kalian cinta?

Tapi apa kalian pernah menyadari kalo semua akan ditinggalkan pada akhirnya.

Karena menurutku gak ada yang bisa disebut SELAMANYA.

Siapa sih yang suka dengan perpisahan?

Even perpisahan sementara?

Perpisahan mengundang rindu, bagus kalo rindu lalu dengan mudahnya bertemu. Kalau ngga?

Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan, kan?

Cepat atau lambat semua akan hilang.

Hilang tak bersisa.

Kalau kalian berfikir longlast sampai kakek nenek, iya itu akhir yang bahagia. Tapi, pasti salah satu dari mereka ada yang meninggal terlebih dahulu kan?

Jadi intinya, apakah Happy Ending itu nyata?

Atau hanya ada di dongeng-dongeng dan layar kaca?

Jumat, 08 April 2016

Kelas 12?

HIYAAA!!!

Aku kembali!

Ngga, ngga bukan mau post yang galau-galau lagi. Udah abis masanya.
Ini mau dipake buat cerita "Selama kelas 12 ngapain aja sih?"
Karena sebenarnya bingung mau ceritain apa tapi yawdala.
Tapi ini ceritanya langsung skip ke ujian-ujiannya ya hee karna yang lainnya gak penting, sebenarnya ini juga gak penting sih tapi.... bodoamat.

Ya, jadi seperti yang kalian tau mulai dari Juli 2015 - sekarang gue adalah seorang kakak kelas agit yang tidak mengikuti keagitan masa kini.
Bayangan gue agit tuh kayak kakak-kakak kelas yang senioritas abis, yang gila hormat, yang berasa sekolah milik dia, yang pake rok span ngatung, yang baju seragam dikecilin, dan lain-lain.
Tapi ternyata gue bukan termasuk agit yang gue sebutin tadi.
Untuk ke kantin sendirian aja canggung.
Malah gue yang berasa adik kelas kalo disekolah HEEEE.
Lewatin jalan sempit arah ke kantin lalu bertemu adik kelas (papasan) malah gue yang ngasih jalan.
Ya gue mah gitu orangnya...

Skip ngomongin soal ke-agit-an.

Jadi anak smk yang udah kelas 12 itu emang mumet abis. Parah.
Tapi entah kenapa gue kayak selow melow woles. Pas hari H baru kelabakan.

Yak dimulai dari SIDANG KARYA TULIS
Panik.
Bakal apa aja yang di tanyain ditambah katanya yang pkl di front office harus pake bahasa inggris.
Die aja.
Sidang? Done.
Lancar-lancar aja ternyata.

Berlanjut UJI KOMPENTENSI
Sama sih kayak ujian praktek, tapi ini lebih ke mata pelajaran produktif kayak Front Office dan HouseKeeping.
Riweuh.
Gak jelas.
Kabar simpang siur.
Katanya hari pertama itu FO tapi ternyata malah HK duluan. Iyak gapapa ganti baju mulu.
Nunggu lama. Wes bhiasha.
Asesornya juga rada gak ngenakin mukanya (maaf). Tapi (pada bilang) ganteng.
HK? Done.
Dilanjut besoknya FO. Nungguin ampe sore gegara katanya ada yang mau di briefing lagi tapi gue memutuskan untuk balik duluan karna ada tugas jemput adik #ea.
Ternyata pas gue tanya ke anak-anak yang pada nungguin itu gak ada briefing apa-apa cuma bilang makasih.
Iya gapapa di phpin udah biasa. Bagus gue balik duluan kan tuh.
FO? Done.

Lanjut lagi UJIAN PRATEK
Kwh? Jualan. Mudahlah itu bias kongkalikong sama keluarga lel.
Bahasa Indonesia? Yaela garing.
Agama? Khotbah. Hiya dibilang annoying, iya gapapa. Emang hidup gue menyebalkan kok, ganggu emang. Iya, iya paham.
Bahasa Inggris? Yha gurunya santai abis.
Lainnya? Hm....

Try out, US, UAS...
Nah dimulai dari try out sampe ujian nasional itu gak ada jeda sama sekali.
Hebat kan.
Try out, US, UAS gue gak belajar sama sekali.
Ya paling baca selewatan doang.
Taulah santai banget.
Malah pergi-pergi mulu.
Sama siapa? ADADEY.
Dah kan tuh selesai. Dikasih libur cuma sehari Jumat doang itu juga gak libur sih sebenernya cuma masuk sore.

UN.
Nah ini, entah kenapa sehari sebelumnya gue jadi melow abis.
Pikiran kemana-mana.
Baru ini gue belajar bener liat soal, sok sok ngerjain.
Kemaren-kemaren mah au dah.
Pas mau un mtk, panik.
Masih banyak yang gak ngerti.
Lalu besokannya tetep aja pasrah.
Bahasa inggris? Yaolo tuh gambar udah gak jelas masih aja dijadiin soal :(
Produktif? Ya... Biasalaaa....

Hari terakhir UN ngapain?

Gue? Abis UN? Foto-foto doang sama cewek-cewek kelasan.
Panas-panas dilapangan biar kekinian.

Gak coret-coretan?

Buat apa?
Gak ada minat sama sekali untuk coret-coretan.
Gak ada untungnya juga.
Gak ada manfaatnya juga.

Kan kenang-kenangan...

Gue punya cara sendiri untuk ngebuat gimana kenangan itu tak terlupakan tanpa pake coret-coretan.
Maaf-maaf aja nih ya hehe.

Oh ya, dan diluar kegiatan sekolah juga sebenarnya banyak yang pengen diceritain.
Apalagi cerita jalan-jalannya Ignacia Vania Devina.
Tapi lain kali aja deh karna ini post juga udah terlalu panjang.
Ini juga untuk ngisi blog doang sih sebenarnya hehehehe.

Dah ya, pesanku sedari SD: Jangan sombong kalo udah gak ketemu ya!

Terima kasih untuk yang udah baca, terima kasih juga untuk 3 tahunnya sampe bosen ngeliat lo lo pada gadeng, sukses bareng-bareng ya!

Dan terima kasih untuk kamu yang disana yang udah mengisi kekosongan hari liburku dan membuatku lupa akan kesedihanku yang sudah terlalu larut. EAK.

*muntah pelangi*
*kish kish*

Minggu, 14 Februari 2016

Aku bingung.

Pernah gak sih ngerasa kayak gak tau harus cerita ke siapa sampe akhirnya kamu pendem sendiri?

"Cerita aja ke sahabat kamu"

Andai semua semudah itu.

Sama halnya kayak
"I'm tired."
"Then sleep."
"You don't understand."

Iya, kamu gak ngerti.

Bahkan aku sendiri gak tau apa yang harus aku ceritain.

Semua terasa rumit.

"You're different."
"Is it a bad or good thing?"
"I don't know. You're just...different."

Apa semakin bertambah umur kita, semakin sulit untuk memahami diri sendiri?
Or is it just me?

Apa semua se-gak-penting itu?
Atau aku dan cerita-ceritaku yang sebenernya gak penting?

Apa semua serumit ini?
Atau aku yang malah membuatnya rumit?

Apa semua orang pernah berada di titik ini?

Apa sebenernya akulah yang salah?

Aku bingung.

Aku lelah.

Sabtu, 16 Januari 2016

RINDU

NOTE :
Iya, emang dah Ignacia Vania Devina isi blognya tentang cinta-cintaan mulu.
Eh tapi ini kan blog gue, jadi suka-suka gue kan mau post apa HEHE.
Dah dah kalo males baca tentang cinta-cintaan mending berenti disini aja, gausah dilanjutin.
Selain kata-kata yang gue pilih itu menjijikan, ini juga isinya lebih memuakkan lagi bikin muntah darah ditambah lagi panjang.
Jadi tolong ya ini kayak gini cuma sok aja pake bahasa tinggi dan berat.
Aslinya mah anaknya jauh dari tinggi, tapi kalo berat iya.
Cukup.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apakah rindu selalu tentang masa lalu?
Apakah semua rindu itu wajar?
Bagaimana kalau aku bilang aku rindu kamu?
Kamu yang sudah memiliki orang lain.
Apakah rindu itu akan hilang kalau yang aku lakukan hanya diam?
Apakah rindu itu akan hilang kalau kita bertemu? Atau malah bertambah?
Bertambah karena semakin banyak cerita yang tercipta dari pertemuan itu.
Apakah aku masih pantas bertemu denganmu untuk menghilangkan rindu ini?
Atau malah yang seharusnya aku lakukan adalah membiarkan semuanya berlalu dan melupakan segalanya?

Apakah kamu tau kalau...

Aku lelah?
Lelah akan semua memori yang melintas begitu saja disaat aku sendirian.
Mengapa semua harus berputar disaat seseorang sedang dalam keadaan sendiri?

Aku takut?
Takut bila aku bilang aku rindu, tapi dijawab dengan "maaf gabisa ni".
Takut salah perkataan.
Takut salah tindakan.
Walaupun dengan mengingatmu saja sudah salah.

Aku berharap?
Berharap semuanya baik-baik saja.
Berharap kita tetap berbagi cerita baik itu suka maupun duka.
Berharap kamu bilang "cerita aja ni, gue siap dengerin kok".

Aku berpikir?
Berpikir tentang kamu yang sudah bahagia, tapi aku?
Masih abu-abu.

Tapi aku sadar kalau...

Aku salah.
Salah karena aku yang memancing diriku sendiri untuk tenggelam lebih dalam lagi hingga akhirnya mati di dasarnya.

Aku sulit.
Sulit menerima segalanya secepat ini.
Oh, aku bilang ini cepat. Tapi kamu atau bahkan orang lain pasti bilang ini sudah terlalu lama.
Jauh.

Aku ingin.
Ingin mengatakan "aku kangen, ketemu yuk" semudah dulu.

Aku bodoh.
Bodoh karena masih bisa-bisanya merindukan orang yang bahkan sudah memiliki dan milik orang lain.

Aku sakit.
Sakit melihat kamu menuliskan namanya.

Aku sedih.
Sedih melihat semua foto, chat, dan semua yang masih tersimpan rapi di dalam dunia kenanganku sendiri.

Tapi kamu ngga usah khawatir, karena disisi lain aku memiliki sahabat yang selalu ada untukku.
Lagipula, memang kamu khawatir? Haha, stupid.

Kamu berharap terlalu tinggi, Ni.

Aku juga akan selalu mendoakanmu dari tempat ku.
Semoga kamu selalu jadi dirimu yang aku kenal.
Semoga kamu lebih bahagia, lebih sukses, dan apa yang kamu harapkan segera terkabul.
Aku bahkan tidak tau apa yang bisa aku lakukan selain mendoakanmu dari jauh.
Jadi, tetaplah disana dan jangan berpindah tempat. Aku baik-baik saja (kalau kamu mau tau), walaupun hanya bisa melihatmu dari jauh, bahkan sangat jauh.
Aku berada di tempat tersembunyi, sangat tersembunyi. Tapi aku tetap bisa melihatmu, karena kamu sangat bersinar jadi aku tak perlu ragu apakah itu benar kamu atau bukan.
Berlebihan ya? Haha, tapi memang itulah kamu dimataku.

Maaf kalau aku tidak bisa -atau mungkin lebih tepatnya tidak berani- untuk mengatakannya langsung, tapi...

I miss you.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAH SELESAI DEH!!
Jijik gak?
Geli kan?
Gue yang nulis aja geli gimana gitu.
Tapi ya maafin deh, kalo lagi galau emang suka tetiba jadi sok penulis gitu.
Tapi dibaca juga kan HEHEHE.
Dah ah.