Sabtu, 16 Januari 2016

RINDU

NOTE :
Iya, emang dah Ignacia Vania Devina isi blognya tentang cinta-cintaan mulu.
Eh tapi ini kan blog gue, jadi suka-suka gue kan mau post apa HEHE.
Dah dah kalo males baca tentang cinta-cintaan mending berenti disini aja, gausah dilanjutin.
Selain kata-kata yang gue pilih itu menjijikan, ini juga isinya lebih memuakkan lagi bikin muntah darah ditambah lagi panjang.
Jadi tolong ya ini kayak gini cuma sok aja pake bahasa tinggi dan berat.
Aslinya mah anaknya jauh dari tinggi, tapi kalo berat iya.
Cukup.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apakah rindu selalu tentang masa lalu?
Apakah semua rindu itu wajar?
Bagaimana kalau aku bilang aku rindu kamu?
Kamu yang sudah memiliki orang lain.
Apakah rindu itu akan hilang kalau yang aku lakukan hanya diam?
Apakah rindu itu akan hilang kalau kita bertemu? Atau malah bertambah?
Bertambah karena semakin banyak cerita yang tercipta dari pertemuan itu.
Apakah aku masih pantas bertemu denganmu untuk menghilangkan rindu ini?
Atau malah yang seharusnya aku lakukan adalah membiarkan semuanya berlalu dan melupakan segalanya?

Apakah kamu tau kalau...

Aku lelah?
Lelah akan semua memori yang melintas begitu saja disaat aku sendirian.
Mengapa semua harus berputar disaat seseorang sedang dalam keadaan sendiri?

Aku takut?
Takut bila aku bilang aku rindu, tapi dijawab dengan "maaf gabisa ni".
Takut salah perkataan.
Takut salah tindakan.
Walaupun dengan mengingatmu saja sudah salah.

Aku berharap?
Berharap semuanya baik-baik saja.
Berharap kita tetap berbagi cerita baik itu suka maupun duka.
Berharap kamu bilang "cerita aja ni, gue siap dengerin kok".

Aku berpikir?
Berpikir tentang kamu yang sudah bahagia, tapi aku?
Masih abu-abu.

Tapi aku sadar kalau...

Aku salah.
Salah karena aku yang memancing diriku sendiri untuk tenggelam lebih dalam lagi hingga akhirnya mati di dasarnya.

Aku sulit.
Sulit menerima segalanya secepat ini.
Oh, aku bilang ini cepat. Tapi kamu atau bahkan orang lain pasti bilang ini sudah terlalu lama.
Jauh.

Aku ingin.
Ingin mengatakan "aku kangen, ketemu yuk" semudah dulu.

Aku bodoh.
Bodoh karena masih bisa-bisanya merindukan orang yang bahkan sudah memiliki dan milik orang lain.

Aku sakit.
Sakit melihat kamu menuliskan namanya.

Aku sedih.
Sedih melihat semua foto, chat, dan semua yang masih tersimpan rapi di dalam dunia kenanganku sendiri.

Tapi kamu ngga usah khawatir, karena disisi lain aku memiliki sahabat yang selalu ada untukku.
Lagipula, memang kamu khawatir? Haha, stupid.

Kamu berharap terlalu tinggi, Ni.

Aku juga akan selalu mendoakanmu dari tempat ku.
Semoga kamu selalu jadi dirimu yang aku kenal.
Semoga kamu lebih bahagia, lebih sukses, dan apa yang kamu harapkan segera terkabul.
Aku bahkan tidak tau apa yang bisa aku lakukan selain mendoakanmu dari jauh.
Jadi, tetaplah disana dan jangan berpindah tempat. Aku baik-baik saja (kalau kamu mau tau), walaupun hanya bisa melihatmu dari jauh, bahkan sangat jauh.
Aku berada di tempat tersembunyi, sangat tersembunyi. Tapi aku tetap bisa melihatmu, karena kamu sangat bersinar jadi aku tak perlu ragu apakah itu benar kamu atau bukan.
Berlebihan ya? Haha, tapi memang itulah kamu dimataku.

Maaf kalau aku tidak bisa -atau mungkin lebih tepatnya tidak berani- untuk mengatakannya langsung, tapi...

I miss you.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAH SELESAI DEH!!
Jijik gak?
Geli kan?
Gue yang nulis aja geli gimana gitu.
Tapi ya maafin deh, kalo lagi galau emang suka tetiba jadi sok penulis gitu.
Tapi dibaca juga kan HEHEHE.
Dah ah.